Selasa, 05 Mei 2009

Ulas Lingkungan: Mencampur Plastik dengan Bahan Bakar

Penggunaan plastik dalam kehidupan manusia akhir-akhir ini merupakan hal yang lazim dan sulit dihindari. Plastik memberikan beberapa keuntungan antara lain sifatnya yang mudah dibentuk dan bobotnya yang ringan sehingga praktis  digunakan untuk berbagai keperluan. Mengingat plastik banyak digunakan sebagai kemasan pembungkus, hal ini tentu mempermudah serta menghemat biaya dan energi untuk transportasi.

Di sisi lain plastik juga menimbulkan masalah pencemaran karena sifatnya yang sulit diurai oleh alam. Jika dibiarkan begitu saja, plastik di alam bebas hampir bisa dikatakan tidak dapat terurai. Untuk itu diperlukan campur tangan manusia dalam pengelolaan sampah plastik ini.

Salah satu jenis plastik yang banyak digunakan adalah polistirena atau lebih dikenal dengan sebutan styrofoam. Polistirena banyak digunakan sebagai bahan penahan goncangan pada pengemasan berbagai alat yang rentan goncangan serta digunakan sebagai bahan pembungkus dan gelas minum.

Penggunaan polistirena secara berlebihan akan menimbulkan pencemaran. Namun sebuah studi di Iowa State University menggagas sebuah studi untuk mencampur polistirena dalam bahan bakar biodiesel yang pada akhirnya akan meningkatkan tenaga yang dihasilkan dari biodiesel tersebut. Dalam studi ini, polistirena dilarutkan dengan konsentrasi berat polistirena antara 2 sampai 20 % dalam biodiesel. Polistirena mudah larut dalam biodiesel walaupun tidak semudah saat dilarutkan dalam bahan bakar berbasis minyak bumi.

Dalam studi tersebut, konsentrasi polistirena yang tinggi dapat menimbulkan masalah tersendiri yaitu kekentalan bahan bakar meningkat sehingga efisiensi mesin akan menurun. Pada konsentrasi 15 %, bahan bakar mengental sehingga sulit bagi pompa injeksi untuk mengalirkan bahan bakar.

Bahan bakar campuran baru ini bukan berarti bebas dari masalah. Emisi karbon monooksida, jelaga, dan oksida nitrat meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi polistirena. studi lebih lanjut tentang penurunan emisi dalam bahan bakar ini menjadi agenda studi berikutnya.

Rujukan: New Scientist

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP